Laman

Minggu, 10 Juli 2011

LAGU-LAGU WAJIB NASIONAL INDONESIA

DOWNLOAD SILABUS SD LENGKAP

SPIDER WEEB

SILABUS TEMATIK
·         KELAS I SEMESTER I
·         KELAS I SEMESTER II
·         KELAS II SEMESTER I
·         KELAS II SEMESTER II
·         KELAS III SEMESTER I
·         KELAS III SEMESTER II
·        SBK KELAS III SEMESTER I
·         SBK KELAS III SEMESTER II
SILABUS KELAS IV
·         IPA KELAS IV SEMESTER I
·         IPA KELAS IV SEMESTER II
·         IPS KELAS IV SEMESTER I
·         IPS KELAS IV SEMESTER II
·         PKn KELAS IV SEMESTER I
·         PKn KELAS IV SEMESTER II
·        SBK KELAS IV SEMESTER I
·        SBK KELAS IV SEMESTER II

SILABUS KELAS V
·         IPA KELAS V SEMESTER I
·         IPA KELAS V SEMESTER II
·         IPS KELAS V SEMESTER I
·         IPS KELAS V SEMESTER II
·         PKn KELAS V SEMESTER I
·         PKn KELAS V SEMESTER II
·        SBK KELAS V SEMESTER I
·        SBK KELAS V SEMESTER II
SILABUS KELAS VI
·         IPA KELAS VI SEMESTER I
·         IPA KELAS VI SEMESTER II
·         IPS KELAS VI SEMESTER I
·         IPS KELAS VI SEMESTER II
·         PKn KELAS VI SEMESTER I
·         PKn KELAS VI SEMESTER II
·        SBK KELAS VI SEMESTER I
·        SBK KELAS VI SEMESTER II

DOWNLOAD ADMNISTRASI PENDIDIKAN LENGKAP

Analisis Hasil Evaluasi Belajar
Buku Dan Bahan Rujukan Pelajaran
Buku Kegiatan Lomba Siswa
Buku Kunjungan Studi Banding
Daftar Kenaikan Kelas Dan KelulusanBiodata Pejabat Fungsional
Buku Pelajaran Pegangan Siswa
Buku Penghubung Orang Tua – Wali Murid Dengan Sekolah
Buku Supervisi Kelas
Buku Bimbingan Dan Penyuluhan
Buku Tamu Kelas
Grafik Keadaan Siswa
Buku Pelajaran Pegangan Guru Kelas
Daftar Administrasi Lengkap
Daftar Isian Nuptk
Daftar Isian Pendataan Siswa
Daftar Mutasi Siswa
Jadwal Piket
Grafik Pencapaian Target Kurikulum Dan Daya Serap Kurikulum
Daftar Nilai Latihan Un Utama
Daftar Nilai Rapot
Daftar Penerima Beasiswa
Format Peg-9 = Buku Cuti Pegawai – Guru
Daftar Pelaksanaan Ekstrakurikuler
Daftar Penerimaan Penghasilan Tambahan Insentip
Daftar Penyerahan Ijazah Kepada Lulusan Ujian Sekolah
Daftar Rekapitulasi Kenaikan Kelas Dan Kelulusan
Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Bos
Daftar Riwayat Hidup – Curiculumvitae
Data Penghargaan Akademis Dan Non Akademis Siswa
Data Statistik Sd Penerima Dana Bos Apbd ProvinsiDaftar Pegawai Negeri Sipil
Denah Uasbn Dan Daftar Hadir Pengawas Uasbn
Iuran K3s
Ikrar Hidup Bersih
Honor Us
Daftar Siswa Tdk Mampu
Iuran Kkks
Honor Tkd
Data Siswa Dan Siswa Miskin
Kuasa Surat Beasiswa
Dp-3 Daftar Penilaian 3
Form. Rapot Sementara
Format Pk-1= Jadwal Pelajaran Umum
Format Pk-2 = Daftar Pembagian Tugas Mengajar Bagi Guru
Format Pk-3 = Daftar Pemeriksaan Persiapan Mengajar
Format Pk-4 = Daftar Penyelesaian Kasus Sekolah
Format Pk-9 = Hubungan Kemasyarakatan
Format Pk-6 = Rekapitulasi Kenaikan Kelas – Kelulusan
Format Pk-8 = Rekapitulasi Pelaksanaan Supervisi Kelas
Format S-2 = Daftar Calon Siswa Baru Kelas 1
Format S-3 = Daftar Siswa Baru Kelas 1
Formats-17 = Daftar Peserta Un-Us Dan Prestasinya
Formats-18 = Daftar Masuk Sltp – Mts
Tanda Bukti Penerimaan Beasiswa
Forrmat Peg-17b = Daftar Rangkuman Tidak Hadir Pegawai – Guru
Grafik Absen Sisiswa
Jadwal Guru Pembimbing Ekskul
Jadwal Pelajaran Piket Thb
Jadwal Pelajaran
Jadwal Evaluasi Sumatif
Keadaan Siswa Menurut Umur
Kalender Pendidikan
Kartu Inventaris Ruangan
Kegiatan Pembelajaran Diluar Kelas
Kalender Pendidikan
Kegiatan Praktek Mata Pelajaran
Buku Penyerahan Raport
Kelakuan Baik
Kelompok Belajar
Daftar Inventaris Sarana
Kisi2 Ujian Praktek Kelas Vi
Komite Sd Negeri Rehab
Komite Sekolah
Ktsp
Kwitansi Pegawas Uasbn
Lpjk3s
Media Alat Peraga Alat Bantu Pelajaran
Monitoring
Naskah Ujian Praktek
Nilai Mid
Nilai Super Visi Guru Kelas
Notula Rapat
Papan Pangkat
Penelitian Tindakan Perbaikan Pembelajaran
Pernyataan Kelas Vi
Pernyataan Melaksanakan Tugas
Peryataan Melanjutkan Ke Smp
Plang Nama Sd
Program Kegiatan Super Visi Kelas
Proposal  Porseni Atau O2sn
Proposal Block Granda Pbnp
Proposal Kemah
Proposal Kenaikan Kelas
Proposal Meubeler
Proposal Mid Semester
Proposal Penerimaan Siswa Baru
Proposal Pesantrenkilat Sd
Proposal Program Gugus
Proposal Program Ulangan Harian
Proposal Program Ulum
Sk Bend. Pembantu Bos
Rapat Buku Bos
Rehab Gedung
Rekap Nis Dan Nisn
Rekomendasi Siswa Ke Smp
Rencana Kegiatan Tahunan
Rencana Penggunaan Dana Bos
Rencana Program Evaluasi
Rincian Tugas Pegawai Sekolah
Rpp Baru
S-6 = Jumlah Siswa Menurut Kelas Asal Dan Jenis Kelamin
S-7 = Jumlah Siswa Menurut Usia Kelas Dan Jenis Kelamin
Satuan Pendidikan
Setoran Pajak
Siswa Pstktl
Sk Bendahara Bos
Sk Pembagian Tugas Guru
Sk Prestasi Siswa
Sk Tata Tertib Sekolah
Soal Dan Analisis
Struktur Kurikulum Dan Muatan Kurikulum Ktsp
Super Visi Ulangan Umum Semester I
Super Visi Ulangan Umum Semesterr I
Surat Izin Guna
Surat Izin Mutasi
Surat Kelulusan Siswa
Surat Keterangan Kelakuan Baik
Surat Keterangan Sukwan
Surat Pernyataan Melanjutkan Ke Smp
Surat Pernyataan Rahasian Ujian
Surat Tugas Khusus Dokter Kecil
Tata Tertib Siswa

RPP SD BERDASARKAN RPP TEMATIK

RPP SD BERDASARKAN MATA PELAJARAN

1.      RPP SD (IPS)
2.      RPP SD (Matematika)


3.      RPP SD (PKn)
4.      RPP SD (Pendidikan Agama Islam)
5.      RPP SD (Olah raga / Penjaskes)
6.      RPP SD (SBK)
7.      RPP SD (TIK)
8.      RPP SD (Bahasa Indonesia)
9.      RPP SD (Bahasa Inggris)
10.  RPP SD (Bahasa Sunda)
11.  RPP SD (Bahasa Arab)
12.  RPP SD (Bahasa Jawa)
13.  RPP SD (Bahasa Sunda)

PENGETAHUAN ORGANISASI LENGKAP

Sabtu, 09 Juli 2011

NUPTK KECAMATAN SATUI KABUPATEN TANAH BUMBU

 Silahkan download nomor NUPTK anda di bawah ini.
NUPTK  Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu.

Mayoritas Sertifikasi Guru 2011 Melalui Diklat

Banjarmasin, BARITO
Pada tahun 2011 ini, mayoritas kuota untuk peserta sertifikasi guru adalah melalui jalur Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Berdasarkan rapatpembagian sertifikasi di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di Banjarbaru belum lama tadi, disepakati bahwa jalur PLPG lebih banyak ketimbang jalur portofolio.
Kepala Seksi Pengembangan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan Amir Rahman mengatakan, untuk tahun 2011, maka kuota sertifikasi jalur PLPG lebih banyak.
"Tahun ini lebih banyak jalur sertifikasi dilakukan melalui diklat. Sedangkan jalur portofolio sedikit saja. Hal itu karena jalur portofolio hanya mengumpulkan bukti-bukti saja atau rekam jejak guru yang bersangkutan dalam berkas-berkasnya," ujarnya diruang kerjanya kemarin.
Pada tahun ini jalur PLPG sebanyak 5365. Jumlah tersebut diperuntukan bagi guru yang mengajar di TK, SD, SMP, SMA SMK dan SLB serta pengawas pada 13 Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Perinciannya untuk kuota jalur PLPG, untuk Kota Banjarmasin sebanyak 758, Kota Banjarbaru sebanyak 286, Kabupaten Banjar 614, Tapin 308, Hulu Sungai Selatan 432, Hulu Sungai Tengah sebanyak 398.
Kemudian kabupaten Hulu Sungai Utara 375, Kabupaten Balangan 252, Kabupaten Tabalong 396, Batola 314, Tanah Laut 473, Tanah Bumbu 356 dan Kotabaru 406.
Sedangkan untuk jalur portofolio, sambungnya, total kuota yang diberikan hanya 53 kuota untuk guru TK, SD, SMP,SMA, SMK, SLB dan pengawas sekolah se-Kalimantan Selatan.
Perinciannya, kuota sertifikasi melalui portofolio untuk guru-guru di Kota Banjarmasin sebanyak 7 orang. Banjarbaru 3, Kabupaten Banjar 6, Tapin 3, Hulu Sungai Selatan 4, Hulu Sungai Tengah 4.
Selanjutnya Kabupaten Hulu Sungai Utara 4, Balangan 3, Tabalong 4, Batola 4, Tanah Laut 4, Tanah Bumbu 3 dan Kabupaten Kotabaru 4. Sehingga total jatah sertifikasi guru di Provinsi kalimantan selatan 5418.
(Sumber : Barito Post edisi Jum`at, 28 Januari 2011)

Jumat, 08 Juli 2011

Pengertian Pembelajaran Terpadu


dikutip dari http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/pengertian-pembelajaran-terpadu.html

Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :

(1) menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest);

(2) menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.

Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.

Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).

Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan (Depdikbud, 1996) sebagai berikut :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.
5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak.
6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain adalah : kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.


Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membantu anak didiknya berkembang sesuai dengan taraf perkembangan intelektualnya. Meskipun demikian pendekatan pembelajaran terpadu ini masih mengandung keterbatasan-keterbatasan.

Salah satu keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya. Oleh karenanya tugas guru menjadi lebih banyak (Prabowo, 2000:4).

Dalam Prabowo (2000:5) dikatakan bahwa dari kalangan pendidik terdapat berbagai pendapat yang intinya menyatakan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran terpadu akan banyak menimbulkan masalah dan tugas guru menjadi semakin membengkak. Masalah yang menonjol adalah tentang penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Dalam mengatasi masalah ini, pada tahap awal dapat dilakukan dengan memeriksa isi kurikulum dalam satu catur wulan secara fleksibel. Artinya materi dalam satu catur wulan tersebut dapat diatur urutan pembelajarannya, asal cakupannya tetap tercapai.

Berangkat dari pokok pemikiran tersebut di atas, maka sebelum merancang pembelajaran terpadu, hendaknya guru mengumpulkan dan menyusun seluruh pokok bahasan dari semua bidang studi dalam satu catur wulan, kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan pembelajaran terpadu.

Kamis, 07 Juli 2011

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN


Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah 
 
Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi, baik profit maupun non profit, namun model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership or leadership for improved learning). Tentang penerapan kepemimpinan pembelajaran di sekolah, banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kepala sekolah yang memfokuskan kepemimpinan pembelajaran menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik dari pada kepala sekolah yang kurang memfokuskan pada kepemimpinan pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan sekolah tidak menerapkan model kepemimpinan pembelajaran. Hasil penelitian Stronge (1988) menunjukkan bahwa dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, hanya 10 persen yang dialokasikan untuk kepemimpinan pembelajaran. Sampai sekarangpun banyak kepala sekolah yang masih menyeimbangkan perannya sebagai manager, administrator, supervisor, dan instructional leader (kepemimpinan pembelajaran). Adapun alasan yang dikemukakan antara lain kurangnya pelatihan tentang kepemimpinan pembelajaran, kurangnya waktu untuk melaksanakan kepemimpinan pembelajaran, banyaknya kegiatan administratif yang harus dilaksanakan, dan adanya harapan dari masyarakat bahwa peran kepala sekolah utamanya adalah seorang manager (Flath, 1089; Fullan, 1991). 
Kepemimpinan pembelajaran sangat cocok diterapkan di sekolah karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian menuntut sekolah sebagai organisasi harus memfokuskan pada pembelajaran (learning-focused schools), yang meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar (asesmen).
Oleh karena itu, materi pelatihan ini akan membahas secara spesifik tentang kepemimpinan pembelajaran yang meliputi antara lain: arti, tujuan, dan pentingnya kepemimpinan pembelajaran; karakteristik kepemimpinan pembelajaran efektif; bidang garapan kepemimpinan pembelajaran; dan strategi pelaksanaan kepemimpinan pembelajaran. Sedang untuk mempelajari sekolah sebagai sistem, para pembaca dipersilahkan untuk mempelajarinya melalui bahan pelatihan lain yang telah dipersiapkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan. 
1.   Arti Kepemimpinan Pembelajaran
Walaupun telah banyak rumusan tentang arti kepemimpinan pembelajaran, tetapi fokus dan ketajamannya masih berbeda-beda. Misalnya, Daresh dan Playco (1995) mendefinikan kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar siswanya. Definisi ini kurang komprehensif, karena hanya memfokuskan pada guru. Ahli lain, Petterson (1993), mendefinikan kepemimpinan pembelajaran yang efektif sebagai berikut:
a.   Kepala sekolah mensosialisasikan dan menamkan isi dan makna visi sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam implementasinya;
b.   Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sekolah (manajemen partisipatif). Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.
c.   Kepala sekolah memberikan dukungan  terhadap pembelajaran, misalnya dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan belajar siswa harus menjadi prioritas.
d.   Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang berlangsung didalam sekolah.
e.   Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut.
Definisi inipun masih parsial karena pembelajaran mencakup banyak hal yang sebagian belum tercakup didalamnya.
Melengkapi definisi-definisi tersebut diatas, berikut disampaikan arti kepemimpinan pembelajaran. Kepemimpinan pembelajaran atau kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah. Berdasarkan pengertian kepemimpinan pembelajaran tersebut, pertanyaannya adalah apa tujuan yang akan dicapai oleh kepemimpinan pembelajaran? Berikut akan diuraikan seperlunya tentang tujuan yang akan dicapai oleh penerapan kepemimpinan pembelajaran.  
Kurikulum (apa yang diajarkan) mencakup  pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang meliputi kegiatan perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah; pengembangan struktur dan muatan kurikulum; dan pembuatan kalender. Proses belajar mengajar meliputi penyusunan silabus, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar, pemilihan buku pelajaran, pemilihan metode mengajar dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya, pengelolaan kelas, dan pemotivasian siswa. Asesmen (evaluasi hasil belajar) meliputi aspek yang di evaluasi, metode evaluasi, dan pelaporan. Penilaian kinerja guru dan pengembangan profesinya juga merupakan prioritas kepemimpinan pembelajaran, dan tidak kalah penting, kepemimpinan pembelajaran mengutamakan layanan prima terhadap pembelajaran siswa serta membangun warga sekolahnya menjadi komunitas pembelajaran. Upaya-upaya ini memerlukan dukungan sumberdaya pendidikan, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya selebihnya yaitu peralatan, perlengkapan, perbekalan, bahan, dan uang.
2. Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran
Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima kepada semua siswa agar mereka mampu mengembangkan potensi kualitas dasar dan kualitas instrumentalnya untuk menghadapi masa depan yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Menurut Slamet PH (2001), kualitas dasar meliputi kualitas daya pikir, daya hati, dan daya pisik/raga. Daya pikir meliputi cara-cara berpikir induktif, deduktif, ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, lateral, dan berpikir sistem. Daya hati (qolbu) meliputi kasih sayang, empati, kesopan santunan, kejujuran, integritas, kedisiplinan, kerjasama, demokrasi, kerendahan hati, perdamaian, repek kepada orang lain, tanggungjawab, toleransi, dan kesatuan serta persatuan (terlalu banyak untuk disebut semuanya). Daya pisik meliputi kesehatan, kestaminaan, ketahanan, dan keterampilan. Kualitas instrumental meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi ilmu pengetahuan lunak (sosiologi, politik, ekonomi, pendidikan, antroplogi, dan yang sejenis). Ilmu pengetahuan keras meliputi metematika, fisika, kimia, biologi, dan astronomi. Teknologi meliputi teknologi konstruksi, manufaktur, transportasi, telekomunikasi, energi, bio, dan bahan. Seni terdiri dari seni suara, musik, tari, kriya, dan rupa.   
        Dengan kata-kata lain, tujuan kepemimpinan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan pesat.
3.  Pentingnya Kepemimpinan Pembelajaran
Kepemimpinan pembelajaran sangat penting untuk diterapkan disekolah karena seperti disebut sebelumnya bahwa kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Kepemimpinan pembelajaran mampu memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya. Kepemimpinan pembelajaran juga mampu memfokuskan kegiatan-kegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan pembelajaran penting diterapkan di sekolah karena kemampuannya dalam membangun komunitas belajar warganya dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school).
Sekolah belajar (learning school) memiliki perilaku-perilaku sebagai berikut: memberdayakan warga sekolah seoptimal mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus dan belajar ulang, mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, memberi kewenangan dan tanggungjawab kepada warga sekolahnya, mendorong warga sekolah untuk akuntabilitas terhadap proses dan hasil kerjanya, mendorong teamwork yang (kompak, cerdas, dinamis, harmonis, dan lincah/cepat tanggap terhadap pelanggan utama yaitu siswa), mengajak warga sekolahnya untuk menjadikan sekolahnya berfokus pada layanan siswa, mengajak warga sekolahnya untuk siap dan akrab menghadapi perubahan, mengajak warga sekolahnya untuk berpikir sistem, mengajak warga sekolahnya untuk komitmen terhadap keunggulan mutu, dan mengajak warga sekolahnya untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Kepala sekolah mempunyai sejumlah peran yang harus dimainkan secara bersama, antara lain mencakup educator, manager, administrator, supervisor, motivator, enterpreneur, dan leader. Peran kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) dan spesifiknya sebagai instructional leader, kurang memperoleh porsi yang selayaknya. Kepala sekolah disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan rutin yang bersifat administratif, pertemuan-pertemuan, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat non-akademis sehingga waktu untuk mempelajari pembaruan/inovasi kurikulum, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar siswa kurang mendapatkanperhatian. Padahal, ketiga hal yang terakhir sangat erat kaitannya dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar, yang pada gilirannya, mutu proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas siswa dan kualitas sekolah secara keseluruhan. Untuk itu, sudah selayaknya peran kepemimpinan pembelajaran memperoleh porsi waktu yang lebih besar dibanding dengan peran-peran yang lain. Peran-peran yang yang lain bukan tidak penting, akan tetapi peran kepemimpinan pembelajaran harus yang terpenting.

4.  Butir-butir Penting Kepemimpinan Pembelajaran
        Butir-butir penting kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran dapat dituliskan sebagai berikut:
a.    Memahami peran kepala sekolah yang perlu dikembangkan:
1).  mengelola adalah sebagian dari kepemimpinan,
2). menerapkan peran kepemimpinan sekolah lebih cenderung sebagai pelayan  dari pada sebagai penguasa/bos, dan
3)    mengembangkan gaya kepemimpinan yang luwes dan gaya bicara yang enak, dan menghindari gaya kepemimpinan yang kaku.
b.    Melaksanakan tanggung jawab secara akuntabel:
1).  membangun komunitas belajar di sekolah untuk kesuksesan siswa,
2)    mendorong tanggung jawab seluruh mitra kerja atau pemangku kepentingan,
3)    menggalang sumber daya masyarakat untuk kepentingan siswa,
4)    membantu siswa agar sukses dalam belajarnya, dan
5)    menghindari mencari kambing hitam atas ketidaksuksesan, berpikir dan berperilaku positif untuk maju.

c.    Mengerjakan sesuatu dengan professional:
1).  selalu membaca diri dan melakukan refleksi,
2)    mencari cara-cara untuk mengembangkan diri sendiri, membimbing orang lain dan memberi kontribusi terhadap orang lain berdasarkan profesi yang dimiliki,
3)    merangkul perubahan sebagai teman, dia akan membuat anda tetap aktif, mawas diri dan berkembang,
4)    menjadi orang nomor satu sebagai model pembelajar sepanjang hayat dengan membangun masyarakat pembelajar disekolah,
5)    selalu mengasah peran anda sebagai kepemimimpinan pembelajaran
6)    menyediakan waktu untuk rajin mengunjungi kelas,
7)    mengkomunikasikan keinginan kuat anda untuk berhasil kepada guru dan siswa dalam bentuk kata-kata dan tindakan,
8)    menerjemahkan visi sekolah ke dalam kegiatan harian, dan
9)    memfasilitasi kelompok kerja berdasarkan kepemimpinan pembelajaran.
d.    Selalu mempertahankan:
1). menjadi pengarah terhadap tercapainya tujuan sekolah,
2)    menjadi pendukung yang jelas,
3)    memandang kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, dan
4)    gembira dalam bekerja.
       
Pengukuran tingkat keberhasilan visi kepemimpinan pembelajaran sangat diperlukan. Untuk itu, para pembaca sangat disarankan untuk melakukan refleksi dan bahkan menjawab sejumlah pertanyaan berikut untuk mengetahui tingkat kesiapan anda sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan menjawab sejumlah pertanyaan berikut, anda akan terbantu dalam memfokuskan pikiran  dan pengambilan keputusan tentang pembelajaran yang seharusnya anda dukung. Pertanyaan-pertanyaan berikut juga akan membantu anda dalam mengembangkan visi pembelajaran yang lebih baik agar kepemimpinan 
pembelajaran yang anda terapkan benar-benar berdampak positif terhadap pembelajaran.
Berikut adalah sejumlah pertanyaan yang seyogyanya anda pikirkan sebagai pemimpin pembelajaran. Jika sekolah ingin menjadi sekolah yang efektif pembelajarannya, maka sejumlah pertanyaan berikut harus dijawab dengan tepat:
a.   apa yang harus, seharusnya, dan dapat dipelajari oleh siswa,
b.   bagaimana caranya siswa itu belajar,
c.   bagaimana iklim sekolah merefleksikan pentingnya proses pembelajaran,
d.   bagaimana dan siapa yang membuat keputusan tentang kurikulum dan pengajaran,
e.   seperti apa proses pembelajaran berjalan (diskripsikan sesuatu yang anda impikan dalam sebuah sekolah dimana proses belajar mengajar terjadi secara ideal),
f.    apa keyakinan guru-guru tentang peserta didik dan kegiatan belajar,
g.   bagaimana partisipasi orangtua dalam kegiatan belajar siswa,
h.   dimana kepala sekolah menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah dan apa yang dilakukannya di tempat itu,
i.    dimana wakil kepala sekolah menghabiskan sebagian besar waktunya dan apa yang dilakukannya,
j.    siapa yang melakukan penilaian keberhasilan siswa dan bagaimana caranya,
k.   apa saja agenda utama rapat sekolah yang berhubungan dengan pembelajaran,
l.    bagaimana cara menyelenggarakn rapat yang berhubungan dengan pembelajaran,
m. bagaimana menentukan isi dan hakekat pengembangan staf oleh siapa, untuk siapa  dan bagaimana cara menilainya,
n.    bagaimana caranya kinerja guru dievaluasi dan apa saja yang dinilai,
o.   kriteria penilaian guru ditentukan oleh siapa,
p.   siapa penyelenggara evaluasi guru,
q.   apa tujuan utama penelaian guru tersebut,
r.    keberhasilan peserta didik sangat erat hubungannya dengan evaluasi terhadap guru, bagaimana pendapat anda,
s.   bagaimana bentuk jadwal dan organisasi sekolah agar merefleksikan optimalisasi belajar siswa,
t.    apa proses yang digunakan untuk menentukan jadwal dan organisai sekolah,
u.   siapa yang memutuskan penerapan program baru, melaksanakannya, atau memperbaharui dan merevisi program tersebut, dan
v.   jika tujuan utama sekolah adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, maka tentukan apa kebutuhan siswa, apa yang harus diajarkan, bagaimana cara mengajarnya, dengan apa mengajarnya, kapan seharusnya diajarkan, dan apakah tujuan pengajaran sudah tercapai atau belum (Elaine Mc Evan (2001).
        Untuk menjawab 22 pertanyaan tersebut di atas, gunakanlah indikator kunci dari keefektifan kepala sekolah dalam membangun dan menerapkan tujuan-tujuan pembelajaran sebagai berikut:
a.   lakukanlah komunikasi dengan staf sehubungan dengan pencapaian standar dan peningkatan tujuan sekolah
b.   rujuklah standar isi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan program-program pengajaran di sekolah
c.   yakinkanlah kegiatan-kegiatan kelas secara individu dan sekolah selalu konsisten dengan standar yang telah ditetapkan oleh pusat dan daerah
d.   gunakan bermacam-macam sumber data baik kualitatif maupun kuantitatif untuk mengevaluasi kemajuandan merencakan peningkatan lebih lanjut
Jika pembelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa, maka prestasi belajar siswa akan meningkat secara signifikan. Hal ini dapat dilakukan secara pribadi oleh masing-masing guru melalui jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.    apakah standar kompetensi dapat dicapai dengan baik oleh siswa, untuk itu bagaimana cara mengajarkannya dan bagaimana pula mengurutkan materinya secara hirarkis?
b.    penekanan-penekanan apakah yang dituntut oleh kurikulum?
c.    strategi, materi, dan sumber-sumber apa saja yang harus diterapkan pada pembelajaran tersebut?
d.    berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengajarkan standar kompetensi yang dimaksud?
Pembelajaran dan pencapaian keberhasilan siswa hendaknya selalu dianalisis secara berkelanjutan dan direfleksikan serta dikembangakan secara berkelanjutan sebagai bagian dari kehidupan sekolah. Kegiatan semacam ini harus dibudayakan di sekolah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Glathhorn (1993), ditemukan lima hal yang dianggap penting dalam membentuk budaya sekolah yang dapat melatih siswa dalam mencapai keberhasilan belajar dan juga iklim sekolah yang sehat. Lima hal penting yang dimaksud meliputi:
a.    sekolah sebagai komunitas kolaboratif dan komunitas belajar,
b.    ada keyakinan bersama untuk mencapai tujuan,
c.    peningkatan sekolah dicapai melalui proses pemecahan masalah,
d.    seluruh warga sekolah apakah itu kepala sekolah, guru dan siswa diyakinkan dapat mencapainya, dan
e.    pembelajaran merupakan prioritas utama.
        Sehubungan dengan fungsi iklim sekolah, perilaku kepala sekolah berikut paling banyak diidentifikasi oleh guru-guru dari sekolah yang mempunyai pencapaian prestasi akademik tinggi:
a.    mengkomunikasikan kepada staf tentang harapan yang tinggi terhadap  pencapaian hasil belajar siswa,
b.    mencegah sekolah terhadap tekanan beban yang tidak perlu, dan menjadikan pembelajaran sebagai fokus utama kegiatan sekolah,
c.    mengenal secara pribadi tentang tingkat profesionalisme masing-masing guru sebagai dasar untuk mencapai tujuan utama sekolah,
d.    menilai moral dan komitmen warga sekolah, dan
e.    membangun lingkungan sekolah yang aman, tertib, dan disiplin.

5. Kontribusi Kepemimpinan Pembelajaran terhadap Hasil Belajar
        Pada tahun 1995, melalui penelitiannya, laboratorium pendidikan wilayah North West USA memperbaharui keefektifan pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang akhirnya menjadi rujukan luas dari hasil penelitian tersebut. Penelitian tersebut menghasilkan daftar perilaku kepala sekolah yang terbaik dalam mengarahkan dan membimbing program pembelajaran di sekolah (Cotton, 1995). Menurut sintesis penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan staf memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran di sekolah, yang meliputi hal-hal berikut:
a.    meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua siswa dapat belajar dan sekolah membuat perbedaan antara yang berhasil dan yang gagal,
b.    menegaskan bahwa belajar sebagai alasan utama terhadap keberadaan seseorang disekolah, termasuk penekanan terhadap penting dan berharganya pencapaian yang tinggi terhadap kemampuan berbicara dan menulis,
c.    memiliki pemahaman yang jelas terhadap visi dan misi sekolah dan mampu menyatakannya secara langsung, dalam ungkapan yang konkrit, membangun dan memfokuskan pembelajaran sebagai sumber penyatuan berpikir, sikap, dan tindakan warga sekolah,
d.    mencari, merekrut, dan menggaji anggota staf yang mendukung visi dan misi sekolah dan berkontribusi terhadap keefektifannya,
e.    mengetahui dan mampu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang baik,
 f.    menyebarluaskan praktik-praktik proses belajar mengajar yang efektif terhadap guru-guru lain,
g.    mengetahui tentang penelitian pendidikan, menekankan pentingnya penelitian bagi perbaikan sekolah, urun rembuk, dan menerapkannya dalam pemecahan masalah,
h.    mencari program-program yang inovatif, amati, dan libatkan staf untuk berpartisipasi dalam mengadopsi dam mengadaptasi program tersebut,
  i.    tetapkan harapan atau target kualitas kurikulum melalui penggunaan standar dan petunjuk-petunjuk yang diberikan, cek secara berkala kesesuaian, kurikulum dengan pembelajaran dan penilaian, tetapkan kegiatan kurikulum yang diprioritaskan, dan monitor pelaksanaan kurikulum,
  j.    cek kemajuan siswa secara berkala berdasarkan data kinerja yang ada, dan publikasikan kepada para guru agar mereka dapat melihat kesenjangan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang dicapai oleh siswa,
k.    milikilah harapan yang tinggi terhadap seluruh guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan standar yang tinggi melalui kesepakatan model yang dibuat bersama oleh guru, lakukan kunjungan kelas untuk mengamati pembelajaran, fokuskan kegiatan supervisi untuk meningkatkan pembelajaran, dan persiapkan serta monitor kegiatan-kegiatan pengembangan guru, dan
  l.    komunikasikan harapan anda bahwa program pembelajaran yang telah disepakati sesuai dengan rencana, strategi peningkatan yang sistematis, prioritas kegiatan yang jelas, dan pendekatan-pendekatan baru, harus dilaksanakan dengan baik.