Laman

Rabu, 28 Juli 2010

Mutu Sekolah

PENINGKATAN MUTU SEKOLAH


Banyak siswa yang telah lulus dari lembaga pendidikan menjadi pengangguran, tidak siap untuk menjadi warga negera yang bertanggung jawab dan produktif, sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta akhirnya mendorong terjadinya instabilitas nasional, baik dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Kondisi tersebut, permasalahan pokoknya adalah para siswa yang merupakan produk sistem pendidikan yang diselenggarakan tidak berfokus pada mutu.
Pendidikan yang berfokus pada mutu menurut konsep Juran adalah bahwa dasar misi mutu sebuah sekolah mengembangkan program dan layanan yang memenuhi kebutuhan pengguna seperti siswa dan masyarakat. Masyarakat dimaksud adalah secara luas sebagai pengguna lulusan, yaitu dunia usaha, lembaga pendidikan lanjut, pemerintah dan masyarakat luas, termasuk menciptakan usaha sendiri oleh lulusan.
Menurut Crosby mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan (Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun outputnya. Oleh karena itu, mutu pendidikan yang diselenggarakan sekolah dituntut untuk memiliki baku.standar mutu pendidikan. Mutu dalam konsep Deming adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Dalam konsep Deming, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan (pasar)nya. Sedangkan Fiegenbaum mengartikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Dalam pengertian ini, maka yang dikatakan sekolah bermutu adalah sekolah yang dapat meuaskan pelanggannya, baik pelanggan internal maupun eksternal.

Selasa, 20 Juli 2010

Sekolah Bermutu

Sekolah Bermutu Bagus tetapi Tidak Mahal, Mungkinkah?

* Oleh Kusmin

TAHUN ajaran baru telah dimulai. Satuan pendidikan berbagai jenjang telah mengawali aktivitas proses pembelajaran. Bagi siswa baru, minggu awal merupakan penyesuaian. Sementara kelas di atasnya harus segera melaksanakan aktivitas rutin pembelajaran.

Sebuah ide yang menyejukkan, adakah kemasan suatu sekolah yang didesain dapat maju, baik sekaligus bermutu dengan ongkos pendidikan tidak mahal? “Sekolah tidak mahal” bak embun segar di tengah terik matahari.

Makna ini tentu harus diurai dengan tepat. Tidak mahal yang seperti apa, apakah terjangkau, murah atau bagaimana?
Saya sangat sepakat jika dunia pendidikan harus maju dan berkualitas. Masyarakat dan komunitas pendidikan pun sangat setuju bila kita mampu mewujudkan sekolah yang hebat dan berkualitas.

Namun, satu hal ketidaksetujuan masyarakat luas tampaknya hanya seputar besarnya ongkos bantuan pendidikan yang selama ini dianggap mahal dan tidak terjangkau, bukan? Sekolah tidak mahal dapat terwujud bila segala program menuju ke arah perbaikan mutu mendapat dukungan dari pemerintah, baik pemerintah daerah maupun sumber lain yang tidak mengikat.
Dapat Diwujudkan Kualitas sekolah sangat tergantung pada perencanaan satuan pendidikan yang matang, pengelolaan, daya dukung, dan manajerial pemimpin yang bermutu. Sekolah yang dikelola acak-acakan dan program tidak jelas, hanya akan memperbesar pemborosan. Mewujudkan sekolah maju membutuhkan komitmen stakeholders satuan pendidikan.

Sekolah ibarat sebuah gerbong besar menuju visi-misi yang dicanangkan. Kepala sekolah bak masinis pengendali loko satuan pendidikan. Namun, sudahkah sang masinis melihat gerbong yang paling belakang? Sangat dikhawatirkan, ide cerdas dan program hebat hanya sebuah mimpi yang sulit dilaksanakan.

Saya sangat sependapat, jika mimpi indah sekolah tidak mahal dapat diwujudkan. Konsekuensinya, beranikah pemangku kepentingan satuan pendidikan memberi kontribusi memadai? Bila tidak, ide cerdas yang dicanangkan tampaknya masih di awang-awang.(75)

Konstruktivisme–6 Keunggulan Penggunaan Pandangan Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Konstruktivisme–6 Keunggulan Penggunaan Pandangan Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Berikut ini diberikan 6 keunggulan penggunaan pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran di sekolah, yaitu:
1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
2. pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
3. pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasanpada saat yang tepat.
4. pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5. pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
6. pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.